IPS

Pertanyaan

sebutkan tokoh yang menentang tanam paksa jelaskan alasannya

1 Jawaban

  • Tokoh yang menentang tanam paksa antara lain:

    • Eduard Douwes Dekker (1820 - 1887)

    Dekker adalah seorang mantan asisten residen di daerah Lebak (Banten). Posisinya tersebut membuat ia memiliki informasi mengenai berbagai penyelewengan wewenang yang dilakukan orang banyak pejabat pemerintah terhadap sistem tanam paksa. Dekker bahkan menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar (1960). Buku tersebut menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia yang diakibatkaan oleh pelaksanaan sistem tanam paksa.

    • Fransen van der Putte (1822 - 1902)

    Fransen van der Putte menyatakan penentangannya terhadap sistem tanam paksa melalui buku berjudul Sulker Constracten (Kontrak Gula).

    • Baron van Hoevell (1812 - 1870)

    Baron adalah seorang pendeta Belanda yang melakukan penentangan keras terhadap sistem tanam paksa melalui parlemen Belanda. Ia menuntut pemerintah pusat di Belanda serta para gubernur jenderal supaya memberhatikan nasib dan kepentingan rakyatnya.

    • Golongan pengusaha

    Bagi golongan pengusaha di wilayah Indonesia yang menginginkan kebebasan berusaha, sistem tanam paksa tidak sesuai dengan prinsip ekonomi liberal. Reaksi dari orang-orang Belanda yang juga didukung oleh kaum liberal sejak tahun 1865 akhirnya berhasil dalam usahanya untuk menghapus sistem tanam paksa.

    Pembahasan

    Sistem tanam paksa atau cultur stelsel adalah sebuah sistem yang dicetuskan oleh seorang Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia bernama Van den Bosch. Latar belakang dicetuskannya sistem tersebut adalah kondisi ekonomi Belanda yang buruk dan beban hutang yang menumpuk pada tahun 1830.

    Tujuan dari diciptakannya sistem tanam paksa oleh Van den Bosch adalah untuk menutup defisit keuangan yang diderita oleh negeri Belanda. Namun pada kenyataannya, banyak ketentuan sistem tanam paksa yang dilanggar dalam pelaksanaannya.

    Misalnya, dalam perjanjian yang tertulis, tanah yang digunakan untuk melakukan tanam paksa hanya sebesar satu per lima dari ukuran sawah. Kenyataannya, lebih dari satu per lima bagian sawah milik pribumi yang digunakan untuk sistem ini. Bahkan, dijumpai sepertiga hingga setengah bagian tanah.

    Selain itu, tanah petani yang dipilih untuk melakukan sistem tanam paksa ini adalah area-area tanah yang subur. Rakyat pribumi Indonesia menjadi hanya mendapatkan tanah yang tidak subur. Meskipun begitu, tanah yang digunakan untuk sistem ini tetap dikenakan pajak, sehingga melanggar perjanjian dan menambah kerugian rakyat.

    Pelajari lebih lanjut

    1. Materi tentang sistem tanam paksa https://brainly.co.id/tugas/1587513
    2. Materi tentang VOC https://brainly.co.id/tugas/27530981

    Detail jawaban

    Kelas: 11

    Mapel: Sejarah

    Bab: 1 - Bangsa Eropa di Indonesia

    Kode: 11.3.1

    #AyoBelajar

Pertanyaan Lainnya